Jumat, 03 Januari 2014

JADI PENGUSAHA TIDAK LAH SULIT

Jadi pengusaha tidak sesulit yang kita kira. Sungguh ia menjadi mudah buat mereka yang meyakini ini mudah, dan semakin mudah buat mereka yang yakin Allah itu Maha Memudahkan. Mereka yang bermodalkan yakin saja, bisa menjadi pengusaha. Maka seorang mukmin, sejak yakin dan bergeraknya, belom lagi sampe menjadi pengusaha, ia sudah menjadi ibadah.. Mau jadi pengusaha? Tulis aja sepotong kalimat di selembar kertas. Kalo bisa dengan tulisan tangan yang menulis dengan hati yang sungguh-sungguh: Saya mau jadi pengusaha. Lalu bingkai itu tulisan. Letakkan di dinding impian. Dinding yang bisa mudah dilihat oleh Saudara. Lalu jalanilah kehidupan sebagaimana biasa. Api kepengen jadi pengusaha itu, jangan pernah dipadamkan. Keinginan dan impian jadi pengusaha, jangan dihilangkan sementara Saudara menjalani kehidupan ini. Pelihara di dalam hati dan pikiran. Setiap mau berangkat kerja, tengok itu tulisan. Baca. Setiap pulang dari kerjaan, tengok. Baca. Setelah jalan beberapa bulan, beberapa tahun, tengok itu tulisan. Insya Allah dah. Insya Allah tuh tulisan ga berubah, he he he. (-) Yaaaaaahhh... Kirain beneran... (+) Iya. Tulisannya ga berubah. Tetep itu bunyinya. Dengan tulisan yang sama pula. Seperti beberapa bulan atau tahun yang lalu. Tapi Situnya yang berubah. Situ sudah jadi pengusaha beneran. Berangkat dari usaha kecil-kecilan, hingga jadi pengusaha besar. Dan lihatlah. Di proses yang saya paparkan di awal ini, tanpa menyebut asma Allah. Ya, tanpa menyebut ibadah dan doa. Asal punya keyakinan, dan semangat, lalu punya pikiran bener-bener akan jadi pengusaha, maka bener-bener akan jadi pengusaha. Kalimat ini digaris tebal oleh mereka-mereka yang beraliran positif, beraliran keyakinan, yang bahkan kadang menuhankan dirinya sendiri dan alam. Kalimat yang kelihatannya tidak bermasalah, namun sesungguhnya bermasalah secara tauhid, dipegang sebagai satu kebenaran: Saudara hanya perlu percaya, perlu yakin, bahwa Saudara akan mencapai apa yang Saudara inginkan, impikan, lalu alam ini secara ajaib akan mengaturnya. Ini kan ga bener. Diri sendiri ga bisa ngatur apa-apa. Alam ini juga ga bisa ngatur apa-apa. Yang bisa mengatur itu adalah Allah. Allah yang bisa mengatur segala-galanya. Termasuk Allah lah yang bisa mewujudkan keinginan dan impian seseorang untuk bisa jadi pengusaha. Bukan dirinya sendiri dan alam. Namun saya tidak mau mencederai dulu keyakinan yang positif ini. Kita beri warna saja dengan warna ilahiyah. Ketuhanan. Keyakinannya tetap kayak begitu, hanya sandarkan pada Allah. Lalu beri bobot ibadah. Beri nilai ibadah. Sehingga sejak dari awal sudah dihitung sebagai ibadah, dan tidak jatuh kepada kemusyrikan. Hal-hal sederhana, misalkan dengan mengubah kalimatnya menjadi: “Bantu saya ya Allah, supaya saya bisa jadi pengusaha“. Ini udah akan berbeda. Atau dengan nada yang berikut: “Insya Allah saya yakin saya bisa jadi pengusaha“. Aman. Ada insya Allah nya, he he. Segini saja untuk permulaan cukup. Apalagi kemudian tidak hanya mandangin ini tulisan saat pergi dan pulang bekerja. Tapi membawanya ke atas sajadah. Dibawa shalat, dibawa dalam doa. Insya Allah ini yang saya sebut, sejak awalnya perjalanan menjadi pengusaha, perjalanan ini udah jadi ibadah, dan bahkan penuh dengan muatan ibadah. Bayangkan ya, orang yang kerjaannya menyempatkan memandangi tulisan ini saban hari, dengan mereka yang dhuha saban hari. Kekuatannya tentu berbeda. Perhatikan ini... Buat tulisan impian Anda. Tempel di dinding impian Anda. Lalu liat tiap hari, baca tiap hari. Bandingkan... Buat tulisan impian Anda. Pake bismillah nulisnya. Tempel di dinding impian Anda. Lalu bawa shalat dhuha tiap pagi, shalat malam tiap malam, dan jadikan doa setiap saat. Terasa bedanya. Mudah-mudahan sampainya kita kepada apa yang kita inginkan, impikan, tidak membawa kita kemudian lalai sama Allah. Semakin bersyukur dan tidak besar kepala. Sebab itu, di serial “Semua Bisa Jadi Pengusaha“ di Wisatahati ANTV, saya pun menyebut modal yang dimiliki oleh semua orang adalah doa. Doa dimiliki mereka yang kaya, dan doa dimiliki mereka yang miskin. Doa kemudian bisa dimiliki oleh mereka yang berilmu, berpengalaman, juga bisa dimiliki oleh mereka yang tidak berilmu dan tidak berpengalaman. Doa bisa dimiliki oleh mereka yang punya modal, dan doa bisa dimiliki oleh mereka yang tidak bermodal. Doa jauh melebihi “mantra ajaib“ berupa keyakinan pada diri sendiri dan alam, dan pikiran positif, yang juga dimungkinkan dimiliki oleh semua orang. Dengan doa, terbuka pintu semua orang untuk menjadi pengusaha. Kiranya, kuliah umum ini saja insya Allah sudah cukup untuk membuat semua orang bisa jadi pengusaha, andai bener-bener mau langsung ngetrack berdoa, tanpa putus, tanpa jeda, tanpa henti, tanpa lelah, tanpa buruk sangka sama Allah. 5x sehari shalat fardhu, maka setelahnya 5x pula dalam sehari melakukan afirmasi yang paling positif: Doa. Ditambah selepas dhuha dan tahajjud, dilakukan dalam jangka waktu yang cukup untuk dikatakan sebagai “terus menerus“, misalnya 40 hari, 100 hari, setahun, dua tahun, maka keajaiban itu datangnya bukan keajaiban biasa. Tapi keajaiban dari Allah. Jalan itu datangnya bukan jalan biasa. Tapi jalan dari Allah. Subhaanallaah laa hawla walaa quwwata illaa billaahil ’aliyyil ’adzhiim. Nanti setelah kekabul, ya terus berdoa. Kan usaha juga omsetnya pengen naik terus, pengen lebih banyak lagi usaha baru, pengen selamat. Jangan lupa berdoa supaya usaha yang dilakukan membawa kepada ridha Allah dan surga-Nya. Seraya minta dibimbing agar bisa membimbing staff-staff dan karyawan karyawati semuanya bisa masuk surga. Asyik. Jalan usaha jadi jalan masuk surga, dan jadi jalan orang lain buat masuk surga dengan wasilah kita. Subhaanallaah.

Tidak ada komentar:

Cari disini data yang anda butuhkan?